Pemantauan Kualitas Air

Situasi yang Dihadapi

  • Semburan dan banjir lumpur Lapindo sangat mempengaruhi degradasi kualitas air di seputar pusat semburan.

  • Warga yang tinggal di seputaran psuat semburan mengeluhkan kondisi air tanah, air sumur, air sungai, dan air di saluran irigasi.

  • Pemantauan air lengkap dengan banyak parameter bisa dilakukan dengan uji lab, namun biaya pengujian membutuhkan biaya yang mahal apabila harus dibebankan pada warga dengan kondisi ekonomi yang terbatas.

  • PoskoKKLuLa berupaya membekali anggota komunitas dengan kemampuan dan keahlian untuk melakukan pemantauan kualitas air menggunakan peralatan sederhana, murah dan mudah didapatkan melalui metode biotilik.

  • PoskoKKLuLa juga bekerja sama dengan perguruan tinggi yang memiliki laboratorium yang laik untuk melakukan uji lab terhadap sampel air yang diambil bersama warga sebagai bagian dari program penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

Biotilik adalah cara sederhana untuk mengetahui dan memantau kualitas air sungai di sekitar kita. Biotilik berasal dari kata bio yang berarti "biota" dan tilik yang berarti "mengamati dengan teliti".

Uji Laboratorium

Analisis laboratorium dilakukan untuk mengetahui kualitas air melalui pendekatan kimia. Dua logam berat yang dilacak adalah Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd). Selain itu, uji PH dan TDS juga dilakukan. Hasil uji lab disandingkan dengan Permenkes No 32/2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyararatan Kesehatan Air untuk Higiene Sanitas, Kolam Renang, Solus per Aqua, dan Pemandian Umum.